MODEL KEKUASAAN MENURUT FRENCH & ROVEN

1. Coersive Power/Kekuasaan Paksaan
Merupakan bentuk kekuasaan yang sifatnya memaksakan kehendak terhadap orang lain, sehingga orang tersebut melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkannya. Kekuasaan paksaan ini juga bersifat diktaktor, juga dapat mengakibatkan kerugian fisik meskipun tujuan utamanya adalah untuk kepatuhan.
Contohnya: yang sering kita lihat dan ketahui bersama tentang pelaksanaan ospek di tiap perguruan tinggi, atau bahkan siswa-siswi baru yang ingin melanjutkan sekolahnya kejenjang yang selanjutnya. Dalam kegiatan ospek ini, biasanya terjadi model kekuasaan paksaan ini, yaitu kekuatan senior yang melakukan pemaksaan terhadap juniornya yang sedang melakukan ospek. Seperti memerintahkan para junior untuk melakukan hal-hal yang diinginkan para seniornya, bahkan dalam kegiatan ospek ini juga sering terjadi menggunakan fisik yang mengakibatkan kerugian fisik (cedera, atau bahkan sampai ada kasus yang meninggal karena pelaksaan ospek) yang dirasakan oleh para junior.
Contoh nyata lainnya, yang terjadi pada para pembantu atau TKI yang bekerja sebagai pembantu rumahtangga, yang mengalami kerugian fisik . Biasanya mereka terpengaruh atau mengikuti segala perintah majikannya karena biasanya terjadi ancaman berupa potongan gaji atau tidak sama sekali digaji kalau perintahnya tidak dilakukan oleh pembantu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa majikannya memiliki kekuatan untuk memaksakan kehendak terhadap pembantunya, sehingga disinlah yang biasanya menimbulkan kerugian fisik bagi para pembantu tersebut, karena kekuasaan paksaan tersebut.

2. Insentif Power/ Kekuasaan Imbalan
Kekuasaan Imbalan merupakan model kekuasaan dimana meminta orang lain melakukan apa yang kita kehendaki dengan adanya imbalan sebagi jasa yang telah dilakukan orang tersebut. Kekuasaan imbalan ini bisa juga disebut sebagai janji/pertukaran, dimana kemampuan memberi kepada orang lain apa yang mereka inginkan, dan karenanya meminta mereka untuk melakukan hal-hal yang kita kehendaki/inginkan. Biasanya imbalan dalam bentuk kekuasaan ini berupa hadiah.
Contoh: yang terjadi pada para pekerja servis (misalnya pekerja servis elektronik). Mereka akan melakukan keinginan para pelanggan mereka karena adanya imbalan yang mereka dapatkan dari memperbaiki alat elektronik pelanggan yang rusak. Disini terjadi model kekuasaan imbalan, dimana pelanggan mempengaruhi perilaku pekerja servis guna memperbaiki elektronik yang rusak dengan memberikan imbalan (berupa uang).
Imbalan atau hadiah yang diberikan juga dapat digunakan untuk menghukum, biasanya ini terjadi karena adanya perjanjian terlebih dahulu. misalnya dalam kontrak perjanjian, biasanya kalau seseorang melakukan perjanjian yang disertai adanya hukum yang mengikat, hadiah atau imbalan yang diterima pihak pengikut dapat berupa tahanan, kalau pihak pengikut (orang mengikuti kehendak peminta) melanggar perjanjian yang telah dibuat bersama.

3. Legitimate Power/Kekuasaan Sah
Merupakan model kekuasaan yang terjadi akibat seseorang mempunyai suatu posisi atau kedudukan (biasanya kedudukan tinggi), yang karenanya membuat orang lain merubah perilakunya atau mengikuti perintahnya tersebut. Pengaplikasiannnya biasa berupa bentuk peran.
Contohnya: kekuasaan sah yang dimiliki seorang raja terhadap rakyatnya, polisi terhadap masyarakat, atau seorang pemimpin/manager terhadap bawahannya. Kekuasaan sah juga biasanya disertai adanya kekuasaan paksaan dan kekuasaan imbalan, karena orang yang mempunyai kekuasaan yang sah mempunyai kedudukan atau posisi yang kuat/tinggi dalam suatu populasi.

4. Expert Power/Kekuasaan Pakar
Proses terjadinya mempengaruhi perilaku dengan kekuasaan pakar ini, karena seseorang atau organisasi mempercayai kemampuan yang dimiliki individu terhadap suatu hal. Proses mempengaruhinya biasanya didasarkan pada keterampilan atau kemampuan khusus yang dimiliki.
Contohnya: yang terjadi pada seorang tenaga ahli mesin yang memiliki kemampuan dalam menangani peralatan mesin yang dimiliki suatu perusahaan. Dalam hal ini terjadi kekuasaan pakar, karena perusahaan tersebut melakukan permintaan dari pakar/ahli mesin tersebut karena adanya kepercayaan bahwa pakar tersebut dapat memperbaiki/mengontrol peralatan mesin di perusahaanya.

5. Refferent Power/Kekuasaan Rujukan
Kekuasaan rujukan terjadi ketika individu tertarik pada ciri pribadi yang dimiliki orang lain, yang lalu karenanya individu tersebut menjadi kagum bahkan bisa menjadikan individu tersebut berusaha untuk sama/mirip dengan ciri orang yang dikaguminya. Kekuasaan rujukan juga biasanya berkaitan dengan kharisma.
Contohnya: banyak orang dan kebanyakan para pelakon politik yang menyukai Ir. Soekarno, karena beliau mempunyai ciri pribadi dan kharisma yang membuat orang lain kagum dan bahkan mengikuti pola perilakunya dalam kegiatannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM - MACAM BENTUK PANGGUNG PERTUNJUKAN

CONTOH SOAL LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI METODE FIFO (JIKA ADA BARANG YANG RUSAK/HILANG)

Jiang Shi (Vampire China)