Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

KARANGAN NARASI

Narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi ada momen atau perihal dalam satu urutan waktu. Didalam perihal itu ada juga tokoh yang menghadapi satu konflik. Ketiga unsur berbentuk perihal, tokoh, serta konflik merupakan unsur pokok sesuatu narasi. Bila ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu dimaksud plot atau alur. Lantas, narasi yaitu cerita yang di uraikan menurut plot atau alur. Narasi bisa diisi fakta atau fiksi. Narasi yang diisi fakta dimaksud narasi ekspositoris, namun narasi yang diisi fiksi dimaksud narasi sugestif. Perumpamaan narasi ekspositoris yaitu biografi, autobiografi, atau cerita pengalaman. Namun perumpamaan narasi sugestif yaitu novel, cerpen, cerbung, maupun cergam. Pola narasi dengan sederhana berupa susunan dengan urutan awal – sedang – akhir:                  a.    awal narasi umumnya diisi pengantar yakni memperkenalkan situasi serta tokoh. Sisi awal mesti dibikin menarik supaya bisa mengikat pembaca.                    b.    sisi sedang merupak

RUMUS VOLUME BANGUN RUANG

Gambar
Nama Bangun Rumus Volume Bangun Ruang Kubus Volume Kubus =  pangkat 3 dari sisi V = s x s x s = s 3 Balok Volume Balok = panjang x lebar x tiggi V = p x l x t Tabung Volume Tabung = Luas Alas x Tinggi V = Π r 2  t *alas tabung berbentuk lingkaran Kerucut Volume Kerucut = 1/3 x Luas Alas x Tinggi V =  1/3 Πr 2  t *alas tabung berbentuk lingkaran Bola Volume Bola = 4/3 Π r 3 *r = jari-jari Prisma Volume Prisma = Luas Alas x Tinggi *Tergantung Jenis Alasnya Jika Prisma segitiga (alas segitiga) V = 1/2 at x Tinggi Prisma Jika Segi Empat (alas persegi) V=  s 2  x Tinggi Prisma Jika Alas segi lima makan menggunakan luas segi lima, jika persegi panjang menggunakan luas persegi panjang. Limas Volume Limas = 1/3 x Luas Alas x Tinggi *Tergantung Jenis Alasnya, sama seperti pada volume prisma

CONTOH KASUS KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI (MANAJEMEN)

Kasus : Hartoyo sebagai Manajer Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentar. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.         Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya kepada Drs. Abdul Hakim, AK, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.” Pertanyaan kasus :  1.     Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh